dakwah, apakah sebuah profesi???
Pengurus Majelis Ulama Indonesia Provinsi Riau, Muhammadun menjelaskan,
dakwah itu kewajiban yang melekat pada setiap muslim. Baik secara lisan
atau perbuatan. Salah satu tujuan dakwah adalah melanjutkan kehidupan
Islam (lil isti’nafu hayatil islam).
"Objek dakwah itu adalah
seluruh umat manusia, baik muslim maupun yang belum muslim. Nah, karena
dakwah itu adalah kewajiban, maka tidak layak dai memasang tarif,
apalagi dikomersilkan," kata Muhammadun kepada merdeka.com, Minggu (4/8).
Muhammadun
mencontohkan Rasulullah SAW, para sahabat nabi dan ulama terdahulu
termasuk para wali yang menyebarkan Islam di Nusantara ini. "Apa pernah
ada riwayat mereka itu minta bayaran? Tidak kan," ujar dia.
Jiwa
Ikhlas mereka harus diteladani. Sebab, ikhlas akan melahirkan kekuatan
rohani. Kalau tidak ikhlas, nilainya nol. Tidak ada ruhnya.
"Lantas
coba sekarang bayangkan, ada daerah terpencil, penduduknya mayoritas
miskin, mereka perlu pencerahan tauhid misalnya. Kalau dainya jual mahal
bagaimana? Bisa jadi murtad mereka," kata Muhammadun.
Jangan stand up comedy
Karena
tugas berdakwah sangat mulia, sebaiknya dalam menyebarkan Islam tidak
dikomersilkan. Apalagi, jika seorang pendakwah lebih banyak melucu, itu
akan mereduksi nilai dakwah itu sendiri.
"Sekarang yang kita
saksikan di televisi, seakan ada reduksi. Ketika kita mereduksi dai itu
hanya tukang ceramah, maka aktivitas dakwah hanya akan jadi seperti stand up comedy," kata Muhammadun.
Dan
yang paling berbahaya adalah jika seorang pendakwah menjadikan dakwah
itu sebagai profesi. "Dai itu kewajiban melekat pada setiap muslim,"
ujar dia.
Muhammadun mencontohkan, dai bisa dari mana saja. Dai
sejati itu bisa dari kalangan pengusaha seperti Abdurrahman bin Auf,
petani intelektual seperti Ali bin Abi Thalib, Kepala negara yang juga
ulama seperti Umar bin Abdul Aziz, Panglima sholeh seperti Muhammad al
Fatih dan Nuruddin Zanki.
Selain mereka, di Indonesia juga banyak pendakwah sejati tanpa harus nongol di televisi. Mereka ini juga punya ribuan jamaah.
Di
Jombang misalnya, pengajian kitab Al Hikam itu luar biasa peminatnya.
Siapa yang mengisi? Jamaluddin. Di Riau, ada beberapa ustaz yang cukup
berkualitas. Ada Mawardi M Saleh alumni Madinah yang ahli Ushul Fiqh dan
Musthofa Umar alumni Al Azhar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar