saya perlu menuliskan manfaat kritikan dan
koreksi karena mengingat masalah ini adalah masalah yang juga melekat
dalam kehidupan kita sehari-hari, yang terkadang sering membuat
keretakan karena kekurang pahaman kita akan manfaat kritikan dan
koreksi, bahkan ada yang merasa rendah diri hingga nyaris hilang nyali
kritisnya. Apakah dilakukan secara santun atau pedas, kedua-duanya
sama-sama memiliki manfaat, dan mengajarkan kedewasaan kepada kita dalam
menanggapi dan menghadapi sesuatu.
Kenapa saya tidak menulis tentang
“kritikan” saja? Karena saya melihat ada juga orang yang tidak suka
“dikoreksi”, lalu timbul sifat, merasa terhina ketika pendapatnya tidak
benar, lalu besoknya murung, merasa tidak pantas ikut dalam kencah
keintelektualan. Hehehe…
biar kepala tidak sakit dan dada sesak. Berlapang dadalah, terimalah
kebenaran dari siapapun yang menyampaikan. Karena itu untuk kebaikan
kita.
Hal ini juga sama dengan kritikan, ada
yang masih saja marahdan tidak suka jika dikritik, lalu timbul sifat
sombongnya dan merasa sok jagonya. Kalau dia mengkritik orang, orang welcome, tapi ketika dikritik balas dan dikoreksi, malah marah, lalu ngeles tidak mengakui kesalahan.
Sebenarnya kita tidak perlu marah atau
merasa kesal jika dikritik atau dikoreksi oleh seseorang, atau bahka
merasa rendah diri sekalipun. Toh, manfaatnya untuk kita. Manfaat yang
paling utama adalah AGAR KITA TIDAK TERJEBAK DALAM KESOMBONGAN DAN
MERASA BENAR SENDIRI karena kesombongan dan kebenaran hanya milik Allah
semata. Dan manfaat kedua adalah AGAR KITA BISA MENGUKUR ILMU DAN
PEMAHAMAN KITA SEHINGGA BISA MEMOTIVASI KITA UNTUK MENINGKATKAN ILMU DAN
PEMAHAMAN KITA.
Dengan kritikan atau koreksi seseorang
kita bisa membebaskan diri dari kesombongan dan merasa benar sendiri.
Karena kiritikan dan koreksi bisa menjadi alat ukur pengetahuan dan
pemahaman kita. sekaligus menjadi sarana tarbiyah (pendidikan) untuk
kita mendewasakan diri dan menambah ilmu.
Apakah kritikan atau koreksi seseorang akan menghinakan kita?
TIDAK! Justru dia akan menaikkan
kewibawaan kita, menambahkan ilmu, dan membuat kagum banyak orang. Saya
belum pernah melihat dan mendengar seseorang yang dikritisi pendapatnya
yang salah dengan pedas sekalipun, dan ketika itu juga dia merasa
pendapatnya salah menjadi terhina dihadapan banyak orang, justru yang
ada, orang salut dengan kerendahan hatinya, dan lawan berbicarannya pun
menjadi segan dan hormat kepadanya.
Berbeda jika kita ngotot, apalagi
pendapat kita salah. Ketika pendapat kita benar, lalu kita tetap maksa
saja bikin orang ngeh, apalagi kalau salah. Dan akhirnya saya sering
melihat dan mendengar mereka yang tidak suka dikritisi dan kurang lapang
hati menjadi bahan ejekan banyak orang di belakangnya. Dan orang-orang
pun tersenyum sinis menyindir melihatnya.
Dan bagi yang suka minder dan merasa
rendah hati jika pendapatnya dikritisi dan dikoreksi, tidak usah sedih
dan bersifat demikian. Justru itu memberikan manfaat yang besar bagi
kita. Dengan kritikan kita bisa mengetahui seberapa dalam ilmu dan
pemahaman kita
Jadi, kritikan dan koreksi begitu
bermanfaat. Dia melambangkan apakah kita termasuk orang besar atau
tidak. Orang yang besar adalah mereka yang berjiwa besar, tidak sombong,
rendah hati, mau belajar dari orang lain, saling menghormati, menerima
masukkan, kritikan dan koreksi orang lain, jika dia salah, maka dia
lansung mengakui kesalahannya, dan meminta maaf. Sifat pemaaf dan saling
berbagi juga termasuk sifat orang besar tersebut.
Mungkin, kesombongan akan meraja lela
jika tidak ada kritikan dan koreksi, dan ini pasti akan menyebabkan
perpecahan dan perperangan yang berbahaya. Maka, beruntunglah kita
dengan adanya Krirtikan dan Koreksi, dan itu merupakan barang berharga
dalam kehidupan kita… sA